Saturday, April 28, 2012

Urun Rembug Asal-Usul Pekalongan

Kalau dikatakan di jaman Sri Sultan Agung Hanyokrokusumo , nama Pekalongan adalah Pengangsalan ada benarnya , dan ada peran Raden Bahurekso . maka akan bisa ditarik benang merah bahwa istilah Pekalongan itu muncul setelah era R Bahurekso .
Dia putra Kyai Cempaluk / Sempalo dr Kesesi , yang sempat diangkat sebagai Tamtama Perang melawan VOC Belanda , walaupun mengalami kegagalan , dan kembali ke Pekalongan lewat pesisir pantai Cirebon dengan Ber-Tapa nGalong di hutan Gambiran , sekitar desa Panjitan. Itu adalah pesisir Pantai Pekalongan sekarang.
Dengan berbagai intrik yang ada , seperti pembabatan hutan Roban di desa Sambong sampai legenda Den Ayu Lanjar si Lelembut Penguasa Laut Utara /Pekalongan.Pemeran utamanya adalah Bahurekso sehingga timbul nama Pekalongan.
Bahkan Bupati pertama Pekalongan , tersebut sbg orang Cina yaitu Tan Kwie Jan ( yang namanya di langgengkan menjadi desa kuwijan , lokasi Balai Pendapa Kabupaten Pekalongan ).
Jika ditarik mundur maka, kita melihat bahwa ada Masjid Peninggalan se-jaman dengan Kerajaan Demak , saat Sultan Trenggono berkuasa , didirikan Masjid Sapuro .sampai saat ini masih berfungsi berlokasi di desa Sapuro bahkan dimakamkan Kyai Gede Mangku Bumi dari Kerajaan Demak . Konon daerah Sapuro Sogaten, Medono bahkan sampai Peninggaran adalah daerah da'wah para Wali dr Kerajaan Demak Bintoro , adanya Makam dowo , Makam sayid Husein di Medono ,adanya Desa Notontakan yang dahulu berupa hutan dan Di Babat oleh Kyai Gede Noyontoko , mereka adalah sejaman dengan Kerajaan Demak Bintara era Sultan Trenggono, adanya pelabuhannya didaerah Loji daerah hilir.dekat jembatan loji sekarang . Makanya didaerah sekitar nama-nama desanya seperti Bugis; Bugisan, Sampang; Sampangan . Maka bisa di mengerti bahwa daerah Pekalongan itu sudah ada sebelum Kerajaan Martaram , Yang mungkin saat itu bernama Pengangsalan . Sebab Sri Sultan Agung ( adalah cucu Panembahan Senopati ) yang merupakan anak angkat Sulta Hadiwijaya dari kerajaan Pajang. Sedang Sultan Hadiwijaya sendiri adalah menantu Sultan Trenggana ,Raja dari Kerajaan Demak.
Dari haltersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Pekalongan memang sudah berkembang dan Makmur saat itu , dan menjadi kota2 tertua di jawa yang berbudaya islam.
Jika ditarik mundur lagi , dengan banyak ditemukannya Lingga dan Yoni di Daerah Selatan Pekalongan , maka dalam pra Islam Daerah Pekalongan juga sudah menjadi daerah yang maju dalam budaya agama Hindu. Ini yang perlu digali lagi.

Kesimpulan temporary nya adalah bahwa Daerah Pengangsalan dari jaman pra islam sudah ada dan menjadi kota tua di jawa.
Sedang nama Pekalongan sendiri muncul setelah era Raden Bahurekso , putra Kyai Cempaluk dari Kesesi , yang ikut bertempur melawan VOC di Batavia , kekalahannya menjadi hikmah sebab akan memunculkan nama Pekalongan ( tapa nGalong ) , Buaran , Ponolawen , Kali Banger , Soro genen , Batang dan lain2.

Perjuangan Bahurekso sendiri akan merambah daerah Timur Pekalongan sampai ke daerah Kendal , maka jangan heran jika beliau akan disebut juga sebagai pendiri kota Kendal JawaTengah.

Adanya Seni Tari Sintren yang terkenal dipesisir utara tidak terlepas dengan kisah Bahurekso ini , sebab disitu akan muncul peran Raden Sulamdono dan dewi Selasih . Sulamdono adalah anak Bahurekso bersama Dewi Rantan sari.

Kisahnya akan panjang sebab kisah Rantansari ini juga ada hubungannya dengan Sri Sultan Agung Hanyokro Kusumo dari Kerajaan Mataram.

No comments:

Post a Comment