Terkadang sebuah file baik itu data musik / word / atau data yang
lain sangat besar jika tidak di lakukan kompres selain memakan kapasitas
hardsisk tentunya.Dengan pengaturan yang pas, 7-Zip bisa mengompres
file dengan sangat baik. Apa saja yang harus diatur? Mari ikuti biar
mengerti.
7-zip termasuk keluarga file archiver dengan tujuan membuat ukuran
file lebih kecil dari aslinya agar lebih mudah didistribusikan. 7-Zip,
secara gratis, bisa diperoleh dari situs web www.7-zip.org. Ketika
sebuah arsip ingin dibuat dengan 7-Zip (mengklik kanan satu atau
beberapa file, memilih [7-Zip] > [Add to Archive]), pengguna akan
dihadapkan pada beberapa pilihan. Apa yang ia pilih berdampak pada hasil
kompresi. Kalau salah pilih, kompresi tak akan maksimal.
Karena itu, ada beberapa hal yang perlu diketahui agar dapat membuat
arsip file dengan kompresi paling optimal. Artinya, ukuran file arsip
yang dihasilkan dibuat sekecil mungkin atau istilah teknisnya adalah
rasio kompresi yang tinggi.
7-zip yang digunakan pada artikel ini adalah 7-Zip 4.47 Beta. Versi
stabil yang dipakai secara umum adalah versi 4.42. Bedanya tipis. Pada
7-Zip 4.47 Beta ada pilihan baru yakni [Solid Block Size] dan [Number of
CPU threads]. Pilihan [Solid Block Size] menggantikan pilihan [Create
Solid Archive] yang ada di versi 4.42. Sedangkan [Number of CPU threads]
menggantikan [Multi-threading].
Dengan mengaktfikan [Create Solid Archive] pada versi 2.42, kompresi
yang dihasilkan lebih baik. Sedangkan di 4.47, cukup jangan memilih
pilihan [Non-Solid] pada [Solid Block Size].
Untuk pilihan Number of CPU threads, menurut manual 7-zip, jika anda
memilih 2 thread, kecepatan kompresi file akan meningkat, pilihan ini
hanya untuk metode LZMA.
Proses pembuatan kompresi file dengan 7-Zip dimulai dengan memilih
file, kemudian mengklik kanan file itu, memilih [7-Zip], dan mengklik
[Add to archive]. Kemudian, muncullah kotak dialog milik 7-Zip.
Format Arsip
Pilihan pertama adalah Archive Format yang digunakan untuk menentukan
format arsip yang dihasilkan. Pilihannya terdiri dari: 7z (format
andalan 7-Zip), BZIP2, GZIP, Tar, dan ZIP. Format yang umum dipakai pada
sistem operasi Windows adalah 7z dan ZIP. Karena ZIP sangat umum dan
fleksibel (dikenali oleh hampir seluruh pembuat arsip), format ZIP-lah
yang dipilih.
Tingkat Kompresi
Selanjutnya, tingkat kompresi ditentukan pada bagian Compression
Level. Pilihan yang ada terdiri dari [Store], [Fast], sampai [Ultra].
Pilihan [Store] akan membuat arsip tidak dikompres, hanya dibungkus ke
dalam 1 paket saja. Ukuran file hasil kompresi terkecil diperoleh dengan
memilih [Ultra]. Namun, dengan memilih [Ultra], waktu yang diperlukan
untuk memampatkan file menjadi lama. Jadi, kalau tidak terlampau
terburu-buru, pilih saja [Ultra].
Pilihan selanjutnya adalah metode kompresi (Compression Method).
Untuk format zip, pilihan metode kompresi terdiri dari [Deflate],
[Deflate64], dan [Bzip2]. Dari ketiga pilihan yang ada, [Deflate64]
memberikan hasil kompresi yang terbaik.
Deflate adalah metode yang standar digunakan pada format ZIP.
Sedangkan metode Deflate64 adalah Deflate dengan ukuran dictionary 64KB.
Kelemahan Deflate64 adalah kurangnya fleksibilitas. File yang dikompres
dengan metode Deflate64 hanya bisa dibuka oleh program yang mendukung
dekompresi Deflate64. Sebagai informasi, selain 7-Zip, Winrar juga
mendukung Deflate64.
Kalau file hasil kompresi hendak didistribusikan secara luas, hindari
format yang tidak standar. Umumnya format yang digunakan untuk
distribusi di internet adalah format zip dengan metode Deflate.
Word Size
Menurut manual 7-Zip, word size digunakan untuk mencari rangkaian
bytes yang identik untuk kompresi. Semakin besar word size, semakin baik
rasio kompresinya. Untuk ZIP (Deflate64), pengaruhnya tak teralu besar.
Pilihan yang boleh dicoba adalah 192. Kenapa 192? Berdasarkan
pengalaman, pilihan lebih besar dari 192 memberikan hasil ukuran
kompresi bertambah beberapa byte.
Cara Tepat Kompres File Gado-Gado
Bagaimana cara yang tepat untuk mengompres sekumpulan file yang
terdiri file biner dan file teks? Berikut ini adalah beberapa cara yang
dapat digunakan.
1. Cari kelompok file yang jumlahnya terbanyak. Biner atau teks yang
paling banyak? Jika file biner lebih banyak daripada file teks, maka
kompres dengan metode LZMA. Jika sebaliknya, maka gunakan metode PPMD.
Contoh: jika dalam satu folder ada 12 file – 2 file biner dan 10 file
teks. Seandainya 12 file tersebut mempunyai ukuran rata-rata hampir
sama, metode yang tepat adalah menggunakan PPMD. Tapi, jika ada
perbedaan besar antara satu kelompok file dengan kelompok file lainnya,
maka anda harus gunakan cara nomor 2.
2. Inilah cara nomor 2. Lihat ukuran file-nya. Cari kelompok yang
ukurannya terbesar – biner atau teks? Misalnya dalam satu folder ada 12
file – 2 file biner dan 10 file teks. Jika ukuran 2 file biner tersebut
lebih besar daripada ukuran 10 file teks, maka metode yang harus
digunakan adalah LZMA.
3. Kalau pengetahuan soal mana file biner mana file teks terbatas,
coba saja kedua metode – LZMA dan PPMD. Kemudian gunakan metode yang
memberikan hasil kompresinya terkecil. Tapi, dengan cara ini,
bersiap-siaplah untuk kerja 2 kali.
No comments:
Post a Comment